Belajar dari Anjing Pavlov: Apa Itu Pengkondisian Klasik?
PSIKOLOGI BELAJAR
Pernah gak sih kamu langsung lapar cuma karena melihat logo restoran favorit kamu? Atau deg-degan ketika mendenger suara notifikasi WA padahal belum dibuka? Nah, itu semua ada hubungannya sama yang namanya pengkondisian klasik. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuwan Rusia yang awalnya gak niat masuk dunia psikologi. Dia sebenarnya belajar soal sistem pencernaan. Tapi, pas dia lagi neliti anjingnya yang dikasi makan, dia nemuin hal menarik.
Cerita si Anjing dan Bel Makanan
Pavlov melakukan eksperimen ke anjing, awalnya dia cuma pengen tau gimana air liur anjing bekerja saat mereka makan. tapi ternyata anjingnya malah sudah ngiler duluan cuma karena mendengar langkah kaki si pemberi makan, padahal makanannya belum datang. Dari situ Pavlov mikir, "loh kok bisa ya mereka bereaksi sebelum stimulus aslinya (makanan) datang?" Akhirnya dia melakukan eksperimen, tiap kali mau ngasih makan, dia bunyiin bel. Lama-lama si anjing sudah langsung ngiler cuma karena suara bel, walaupun gak ada makanan. Nah dari sinilah lahir konsep pengkondisian klasik.
Unsur-unsur Penting Pengkondisian Klasik
Ada empat komponen utama dalam pengkondisian klasik ini, yaitu:
1. US (Unconditional Stimulus) - stimulus alami yang langsung bikin reaksi, contoh: makanan
2. UR (Unconditional Response) - respon alami terhadap US, contoh: air liur yang keluar saat melihat makanan
3. CS (Conditioning Stimulus) - stimulus netral yang jadi pemicu setelah dilatih, contoh: suara bel
4. CR (Conditioning Response) - respon yang muncul karena SC, misal: air liur yang keluar setelah mendengar suara bel
Contoh:
Makanan (US) ---> Ngiler (UR)
Bel + Makanan ---> Ngiler
Bel (CS) ---> Ngiler (CR)
Pelenyapan Eksperimental
contoh: Kalau bel dibunyikan terus tapi makanannya gak pernah datang, lama-lama anjingnya gak ngiler lagi. Ini namanya pelenyapan
Pemulihan Spontan
Tapi... beberapa waktu kemudian, si anjing bisa ngiler lagi pas dengar bel, walau sebelunya sudah lupa. Ini yang dinamakan pemulihan spontan.
Pengkondisian Tingkat Tinggi
Kalau CS (suara bel) sudah kuat banget, ini bisa dijadikan "US baru". Ini namanya pengkondisian tingkat kedua.
Contoh:
Bel (CS1) ---> Makanan (US) ---> Anjing ngiler
Lampu + bel ---> (CS1 + CS2) ---> Anjing ngiler
Akhirnya cuma lampu ---> Anjing ngiler juga
Ini itu kayak kalau kamu awalnya suka ke kafe A karena makanannya enak, terus restoran itu buka cabang baru lagi (tanpa kamu coba pun) kamu sudah langsung suka duluan, hanya karena "restoran" itu sudah bikin asosiasi di otak kamu.
Generalisasi
Generalisasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk memberikan respons yang sama terhadap stimulus baru yang mirip dengan stimulus asli yang dikondisikan.
Kalau anjing sudah belajar ngiler karena nada 20000Hz, bisa jadi dia juga ngiler kalau dengar nada 1800Hz, walau gak sekuat nada yang asli. Ini karena otaknya si anjing sudah menganggap suara itu mirip.
Contoh: Kalau kamu denger lagu galau yang mirip banget sama lagu mantan, eh kamu jadi ikutan melow juga. Padahal itu bukan lagu yang sama, cuma mirip nadanya aja.
Diskriminasi
Diskriminasi adalah kemampuan untuk membedakan stimulus yang dikondisikan (CS) dari stimulus lain yang serupa, dan hanya merespon pada stimulus yang spesifik saja.
Atau simpelnya, diskriminasi ini kebalikan dari generalisasi. Disini, organisme cuma merespon stimulus yang spesifik banget. Contoh: Kamu takut kalau dengar suara bor listrik, tapi biasa aja saat dengar suara blender atau hairdryer. Itu karena kamu bisa bedain stimulusnya.
Pengaruh ke Kehidupan Nyata
Walaupun eksperimen Pavlov dimulai dari anjing, ternyata pengkondisian klasik berperan besar banget di kehidupan manusia, misalnya:
- Fobia: misalnya kamu takut matematika, mungkin bukan karena materinya yang susah, tapi karena dulu gurunya galak.
- Iklan: Brand sering mengaitkan produknya sama musik yang catchy atau visual yang menyenangkan, ini bikin kamu punya perasaan positif tiap kali melihat produk mereka.
- Hubungan Sosial: Kalau kamu sering ketemu seseorang dalam suasana happy, lama-lama kamu jadi suka sama orang itu, padahal mungkin cuma karena suasananya.
- Aroma dan Kenangan: Cium aroma parfum tertentu dan langsung teringat mantan. Yap! itu pengkondisian juga.
Otak bukan Mesin, tapi Dinamis
Pavlov bilang, otak itu seperti mosaik titik-titik gairah (eksitasi) dan hambatan. Saat belajar, titik-titik ini membentuk pola tertentu yang jadi dasar respons kita. Dan seiring waktu, kita bisa belajar untuk mendiskriminasi stimulus. Jadi, belajar bukan cuma soal mengingat, tapi juga soal bagaimana otak kita membentuk koneksi antar stimulus.
Jadi, pengkondisian klasik itu nyata dan powerful. Pengkondisian klasik mengajarkan kita bahwa banyak reaksi emosional dan kebiasaan dalam hidup ini sebenarnya terbentuk secara otomatis. Dari suara bel sampai aroma parfum, semuanya bisa jadi pemicu dan reaksi yang bisa dipelajari. Pavlov membuka mata dunia tentang bagaimana otak membentuk kebiasaan dan reaksi, kadang tanpa kita sadari.
Jadi, kalau kamu pengen ngerti kenapa kamu ngiler, takut, senang, atau bahkan jatuh cinta hanya karena hal-hal yang sepele. Yaa,, mungkin otak kamu lagi mainin "permainan Pavlov" tanpa izin, hehehe.
Komentar
Posting Komentar